5 Tahap Proses Cutting di Industri Garmen

5 Tahap Proses Cutting di Industri Garmen
source: pinterest.com

Dalam industri garmen, proses cutting merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Cutting, atau pemotongan kain, dilakukan sesuai pola dan ukuran yang dirancang pada kertas marka. 

Keakuratan dan ketepatan dalam proses ini sangat berdampak pada tahapan berikutnya, seperti sewing dan finishing. Artikel ini akan membahas proses cutting secara rinci, mulai dari pemahaman dasar hingga langkah-langkah proses cutting di industri garmen.

Mengenal Proses Cutting di Industri Garmen

Teknik cutting adalah proses pemotongan kain mengikuti pola yang terdapat pada kertas marka atau pola yang sudah ada di kain. Hasilnya adalah potongan kain sesuai dengan ukuran garmen yang direncanakan. 

Proses cutting memengaruhi produktivitas dan kualitas pada tahapan sewing serta finishing. Bagian ini bertanggung jawab untuk mempersiapkan bahan yang siap dijahit oleh departemen sewing. Proses cutting dipantau oleh supervisor untuk memastikan kapasitas harian sesuai dengan target produksi.

Proses ini bisa dilakukan secara manual atau menggunakan sistem komputerisasi. Meski proses cutting manual masih banyak digunakan, terutama untuk produksi skala kecil, banyak pabrik besar mulai mengadopsi teknologi cutting otomatis. Sistem ini memungkinkan pemotongan yang lebih akurat dan efisien.

5 Tahap Proses Cutting di Industri Garmen

Setiap proses cutting di industri garmen terdiri dari tahapan yang bertujuan untuk memastikan potongan kain sesuai dengan pola yang telah dirancang. Dimulai dari proses marking yang menentukan area potongan, hingga numbering yang membantu proses penjahitan, setiap tahap ini memiliki peranan unik untuk menghasilkan komponen yang siap dijahit secara efektif. Mari kita telaah setiap tahap berikut dengan lebih mendalam:

1. Marking

Tahapan pertama dalam proses cutting adalah marking, yaitu proses menyalin pola pada kain setelah melalui proses grading. Marker disusun sesuai kebutuhan pada kain dengan mempertimbangkan panjang dan lebar kain serta orientasi motifnya. Tujuan dari marking adalah mempermudah proses cutting agar hasil potongan sesuai dengan pola yang diinginkan.

Pada proses ini, setiap pola atau marker diatur secara digital menggunakan software khusus untuk menentukan jumlah pola dalam satu kain dan meminimalkan sisa potongan. Selain itu, ada beberapa faktor penting yang diperhatikan dalam proses marking, terutama untuk kain bermotif, antara lain orientasi pola pada kain dan kesesuaian motif. Contohnya, untuk kain dengan motif garis atau pola spesifik, pola harus disusun agar motif terlihat serasi antara bagian kanan dan kiri pakaian.

2. Spreading atau Penggelaran Bahan

Spreading adalah proses penggelaran kain pada meja kerja hingga mencapai jumlah tumpukan yang diinginkan. Tujuan dari tahap ini adalah menyiapkan lapisan kain yang siap dipotong sesuai marker. 

Proses ini dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin spreader otomatis. Mesin spreader yang canggih dapat menggelar kain secara presisi sesuai ukuran yang dibutuhkan, sementara metode manual memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga kerja.

Proses ini juga melibatkan berbagai peralatan seperti meja potong, penjepit bahan, dan pemberat untuk memastikan kain tetap stabil selama penggelaran. Di industri besar, mesin spreader digunakan untuk efisiensi waktu dan ketepatan penggelaran. Setelah kain tergelar dengan benar, marker ditempatkan di atas tumpukan kain untuk memudahkan proses pemotongan.

3. Cutting atau Pemotongan Bahan

Tahap cutting adalah inti dari proses ini, yaitu memotong kain sesuai pola yang telah dibuat. Kain dipotong menggunakan mesin cutting sesuai dengan jenis dan jumlah tumpukan kain. Proses ini memerlukan berbagai alat, seperti gunting manual, gunting listrik, atau mesin potong otomatis yang mampu memotong beberapa lapisan kain sekaligus.

Mesin potong yang digunakan bervariasi tergantung kebutuhan, seperti mesin potong KM untuk pola tertentu, mesin potong band knives untuk sisa kain, hingga mesin potong khusus seperti TSC MO 169 untuk potongan lurus. Setelah pemotongan, setiap potongan pola diperiksa oleh bagian QC untuk memastikan bahwa ukuran dan bentuk sesuai standar.

Baca juga: Pilihan Bahan Kaos: Polyester vs Katun, Mana yang Lebih Unggul?

4. Bundling

Setelah pemotongan, proses bundling dilakukan untuk mengelompokkan potongan kain berdasarkan ukuran dan bagian dari pakaian. Tujuan bundling adalah mempermudah identifikasi dan pemisahan komponen pakaian sehingga dapat disalurkan ke bagian sewing tanpa tercampur. 

Setiap bundle atau bundel dilengkapi dengan informasi seperti ukuran, jenis kain, dan bagian pakaian. Setiap komponen kain yang telah dipotong diberi nomor atau label sesuai spesifikasi. 

Dengan bundling, komponen pakaian siap didistribusikan tanpa kesalahan ukuran atau bagian. Proses ini biasanya dilakukan dalam skala besar untuk pesanan massal, sedangkan untuk jumlah kecil, proses ini tidak selalu diperlukan.

5. Numbering

Tahap terakhir adalah numbering, yaitu pemberian nomor pada setiap komponen pakaian sesuai urutan. Proses ini penting untuk memastikan setiap komponen mudah dikenali saat proses penjahitan, terutama untuk pesanan dengan variasi ukuran. Nomor ini biasanya diberikan pada setiap lembar kain atau komponen sesuai urutan sehingga proses assembly di bagian sewing berjalan lancar.

Numbering dilakukan dengan menomori setiap potongan kain yang telah melalui proses bundling. Proses ini memerlukan ketelitian karena setiap komponen harus diberi nomor yang tepat agar tidak terjadi kesalahan saat di bagian sewing. Setelah diberi nomor, komponen kain dikumpulkan dalam bundle untuk diserahkan ke bagian penjahitan.

Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Proses Cutting di Industri Garmen

Walau penting, proses cutting juga rentan terhadap kesalahan yang bisa menghambat produksi dan menurunkan kualitas produk. Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi meliputi:

1. Pola yang Tidak Tepat

Kesalahan dalam membuat pola atau tidak memperhatikan aspek-aspek penting, seperti penyusutan kain, dapat menyebabkan ketidakakuratan pada produk akhir. Kesalahan ini sering terjadi karena kurangnya prosedur yang baku dalam marking dan transfer pola.

2. Rasio Ukuran yang Salah

Kesalahan ini bisa terjadi akibat kurangnya perhatian dari pekerja saat melakukan cutting sehingga ukuran tidak sesuai dengan kebutuhan produksi.

3. Kualitas Kain Tidak Diperiksa

Pemakaian kain yang belum melalui inspeksi kualitas atau uji kelayakan sering kali menjadi masalah. Hal ini bisa mengakibatkan kualitas hasil cutting yang buruk.

4. Tidak Ada Tanda Notch

Tanda notch berfungsi sebagai panduan untuk sewing. Kesalahan ini bisa terjadi jika pemotong lupa menandai notch di kain.

5. Kesalahan Numbering

Pekerja yang kurang berpengalaman atau tidak teliti sering kali membuat kesalahan dalam numbering, yang mempersulit proses penjahitan.

6. Mengikuti Rencana Cutting yang Salah

Kegagalan untuk mengikuti rencana cutting harian menyebabkan ketidaksesuaian antara bagian cutting dan sewing.

7. Keterlambatan Produksi

Penundaan dalam memulai produksi sering kali disebabkan oleh tidak tersedianya kain tepat waktu, meski jadwal sudah direncanakan.

Solusi Efektif untuk Mengatasi Tantangan Proses Cutting di Industri Garmen

Pada proses produksi garmen, tantangan dalam proses cutting bisa berdampak langsung pada kualitas produk akhir. Solusi yang tepat dapat membantu memperbaiki dan mencegah masalah yang sering muncul, seperti kesalahan pada pola, perencanaan pemotongan yang tidak sesuai, hingga kesalahan pada komponen kain. Di bawah ini adalah beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengoptimalkan proses cutting agar lebih efisien dan minim kesalahan.

1. Memastikan Ketepatan Pola

Sebelum pola dikirim ke departemen cutting, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan mendetail. Salah satu langkah efektif adalah membuat sampel produk dari pola tersebut. Melalui proses ini, seperti pemotongan kain berdasarkan pola, penjahitan, dan finishing, produk jadi dapat diperiksa kualitasnya. Apabila terdapat perbedaan pada sampel, perbaikan bisa dilakukan sebelum produksi massal.

2. Mengelola Keseluruhan Proses Cutting dengan Uji Coba Produksi

Uji coba produksi atau pilot run adalah salah satu solusi paling efektif sebelum memulai cutting dalam jumlah besar. Dengan metode ini, masalah apa pun yang muncul, baik dari kain atau pola, dapat terdeteksi pada potongan-potongan uji coba sebelum proses cutting dilakukan untuk semua kain. Meski teknik ini mungkin menyebabkan sedikit kehilangan kain, pengorbanan ini sangat sebanding dengan manfaat yang didapat, yaitu menghindari kehilangan yang lebih besar dalam produksi massal.

3. Mengurangi Kesalahan dalam Pemotongan Bahan

Kesalahan dalam proses cutting sering kali dapat diminimalkan dengan menggunakan komponen yang telah teruji kualitasnya. Setiap komponen harus melewati tahap sortir dan bundling dengan benar agar tidak terjadi kesalahan ukuran atau kombinasi ply. Langkah ini memastikan potongan-potongan kain siap untuk dirakit dengan ukuran yang benar dan bebas dari kesalahan.

4. Mengikuti Perencanaan Cutting yang Tepat

Perencanaan cutting harus dilakukan dengan cara yang konsisten dan terorganisir. Umumnya, setiap perusahaan memiliki jadwal cutting mingguan untuk departemen cutting, dan jika ada perubahan, departemen ini menerima pembaruan jadwal. Terkadang, kesenjangan komunikasi dapat terjadi antara departemen produksi dan editing, yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam perencanaan cutting.

Proses cutting dalam industri garmen adalah tahap awal yang krusial dalam menghasilkan produk berkualitas. Memahami setiap tahap dengan cermat, mulai dari marking hingga numbering, akan membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi kesalahan produksi.

Wujudkan pakaian custom berkualitas terbaik, mulai dari proses cutting hingga penyelesaian bersama KonveksidiJogja.co.id. Hubungi tim CS kami untuk informasi pemesanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us

WhatsApp chat